Peran Strategis BPDPKS dalam Mewujudkan Net Zero Emission dan Meningkatkan Penerimaan Negara melalui Industri Kelapa Sawit yang berkelanjutan

 

CAHYONO BAYU PAMUNGKAS

Program studi: teknologi pengolahan sawit,institut teknologi sains bandung.

Email: pamungkas070604@gmail.com

 

 Abstrak

 

Peran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sangat strategis dalam mendukung upaya Indonesia mewujudkan target Net Zero Emission dan meningkatkan penerimaan negara melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan. BPDPKS mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi melalui strategi yang proaktif. Mereka melakukan ini dengan cara mengembangkan biodiesel berbasis kelapa sawit, seperti program B30 dan B40, yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tapi juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon. Dalam konteks netralitas karbon, BPDPKS berkontribusi melalui promosi penggunaan biodiesel yang mampu menekan emisi gas rumah kaca. Selain itu, BPDPKS juga mendukung pengembangan riset dan inovasi dalam meningkatkan produktivitas kelapa sawit tanpa perluasan lahan, yang pada gilirannya mampu menjaga keberlanjutan lingkungan. Program yang dikelola BPDPKS tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada penguatan kesejahteraan petani dan peningkatan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global, yang berdampak pada peningkatan penerimaan negara dari ekspor. Dengan demikian, BPDPKS memiliki peran kunci dalam mendorong transformasi industri kelapa sawit Indonesia menjadi industri yang lebih berkelanjutan, rendah karbon, dan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Kata kunci: BPDPKS, kelapa sawit berkelanjutan, Net Zero Emission, biodiesel, penerimaan negara.

 

PENDAHULUAN

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah lembaga pemerintahan yang bertugas mengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang didirikan berdasarkan Peraturan Presiden No. 61 tahun 2015. Lembaga ini berfungsi untuk mengelola dana yang berasal dari pungutan ekspor produk kelapa sawit. Dana tersebut kemudian digunakan untuk mendukung berbagai program dan kebijakan yang bertujuan memperkuat sektor kelapa sawit di Indonesia secara berkelanjutan. Tujuan utama BPDPKS adalah mendukung pengembangan industri kelapa sawit nasional melalui peningkatan produktivitas, penerapan praktik-praktik ramah lingkungan, serta pengembangan energi terbarukan berbasis biodiesel. Salah satu peran penting BPDPKS adalah membantu pembiayaan program mandatori biodiesel, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sekaligus menekan emisi karbon, sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060​.

Selain itu, BPDPKS juga mendukung riset, pelatihan, dan pemberdayaan petani sawit kecil (smallholders), sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas tanpa perluasan lahan. Hal ini penting dalam menjaga keberlanjutan sektor kelapa sawit, yang sering kali dikaitkan dengan isu deforestasi dan kerusakan lingkungan Dengan demikian, BPDPKS berperan strategis dalam mempromosikan keberlanjutan industri kelapa sawit Indonesia sekaligus meningkatkan kontribusi ekonomi sektor ini terhadap pendapatan negara.

Berdasarkan konsep yang telah dinyatakan dapat diketahui bahwa strategi BPDPKS sangat berkaitan erat untuk upaya mencapai target net zero emission. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebagai lembaga yang bertanggung jawab mengelola dana dari sektor kelapa sawit, memiliki peran strategis dalam mendukung upaya Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission tersebut. BPDPKS berperan dalam mendanai dan mendorong berbagai inisiatif keberlanjutan di sektor kelapa sawit, termaasuk: Program Biodiesel, Penguatan Praktik Berkelanjutan, serta Inovasi dan Teknologi. Dengan strategi-strategi tersebut, BPDPKS tidak hanya berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memastikan bahwa industri kelapa sawit dapat terus menjadi sumber penerimaan negara yang signifikan, sambil mendukung target jangka panjang Indonesia dalam mencapai Net Zero Emission.

Penerimaan negara dari sektor kelapa sawit memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional Indonesia. Sektor ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor, tetapi juga menyediakan sumber daya yang digunakan untuk mendanai berbagai program strategis, termasuk yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Sebagai lembaga yang mengelola dana perkebunan kelapa sawit, BPDPKS memainkan peran penting dalam mengelola penerimaan negara dari ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya, yang kemudian diinvestasikan kembali untuk pengembangan sektor kelapa sawit yang berkelanjutan. Menurut(Reza et al., 2023), penerimaan negara merupakan penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hsil penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah dan mencetak uang.  Penerimaan negara melalui BPDPKS berasal dari pungutan ekspor produk kelapa sawit, yang dimanfaatkan untuk berbagai program seperti subsidi biodiesel, peningkatan produktivitas petani sawit, dan penguatan praktik perkebunan berkelanjutan. Subsidi biodiesel yang didanai oleh BPDPKS, misalnya, mendukung kebijakan mandatori biodiesel, yang pada gilirannya tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga membuka peluang bagi peningkatan nilai tambah produk kelapa sawit, BPDPKS juga mendanai program pemberdayaan petani kecil dengan tujuan meningkatkan produktivitas tanpa ekspansi lahan, yang berpotensi meningkatkan penerimaan negara dari produk kelapa sawit yang lebih kompetitif di pasar internasional. Selain itu, dengan mengembangkan pasar biodiesel, BPDPKS secara tidak langsung meningkatkan permintaan domestik atas minyak sawit, yang memberikan kontribusi positif pada penerimaan negara dari sektor energi terbarukan​,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategi BPDPKS

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memainkan peran strategis dalam memajukan industri kelapa sawit Indonesia melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Ada beberapa strategi utama yang dijalankan oleh BPDPKS yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, pengurangan emisi karbon, serta peningkatan daya saing industri sawit di pasar global.

Pengembangan Energi Terbarukan melalui Program Biodiesel Salah satu strategi utama BPDPKS adalah mendukung pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit. Kebijakan ini penting dalam mendukung target Indonesia mencapai Net Zero Emission pada 2060, dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengalihkan penggunaan energi ke sumber yang lebih ramah lingkungan. Program mandatori biodiesel (seperti B30 dan B35) yang didukung oleh BPDPKS telah memberikan kontribusi signifikan dalam menekan emisi gas rumah kaca, sekaligus menciptakan permintaan domestik yang kuat untuk minyak sawit . Peningkatan Produktivitas dan Keberlanjutan Petani Sawit BPDPKS juga berperan dalam mendukung petani kecil (smallholders) melalui program-program yang bertujuan meningkatkan produktivitas tanpa memperluas lahan. Melalui program pelatihan, bantuan teknis, dan pendanaan, petani dapat meningkatkan hasil produksi kelapa sawit dengan praktik perkebunan yang berkelanjutan, seperti penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Langkah ini penting untuk memastikan bahwa industri sawit tetap kompetitif di pasar internasional yang semakin memperhatikan aspek keberlanjutan. Riset dan Inovasi BPDPKS juga berfokus pada pembiayaan riset dan pengembangan teknologi yang bertujuan meningkatkan efisiensi produksi kelapa sawit. Inovasi dalam pengelolaan lahan dan penggunaan teknologi canggih diharapkan dapat meningkatkan hasil kebun sawit tanpa perluasan lahan yang merusak lingkungan. Riset ini juga berfungsi untuk memperkuat sektor sawit dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga hutan yang berfungsi sebagai penyerap karbon alami​, Selain itu, Pemberdayaan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Petani Strategi BPDPKS mencakup aspek sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan petani kecil melalui program-program pendanaan, pembinaan, dan akses ke pasar yang lebih baik. Ini diharapkan dapat menciptakan siklus yang lebih berkelanjutan, di mana petani kecil menjadi lebih produktif dan mandiri, sementara negara memperoleh penerimaan yang lebih besar dari ekspor kelapa sawit.

Secara keseluruhan, strategi BPDPKS berfokus pada tiga pilar utama: keberlanjutan lingkungan, peningkatan kesejahteraan petani, dan penguatan daya saing produk sawit di pasar global. Dengan pendekatan ini, BPDPKS tidak hanya mendukung keberlanjutan sektor kelapa sawit, tetapi juga membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Net Zero Emission

Net Zero Emission merupakan komitmen global yang diambil oleh berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian target ini melalui beberapa strategi yang berfokus pada keberlanjutan dan inovasi di sektor kelapa sawit. Salah satu enabler yang dikemukan oleh (Zahira & Fadillah, 2022) adalah mengembangkan standar perhitungan karbon yang telah disetujui oleh peraturan nasional maupun internasional, serta penerapan harga karbon internal Pertamina.

1.      Pengembangan Biodiesel: BPDPKS mendukung pengembangan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Program mandatori biodiesel, seperti B30, membantu menurunkan emisi karbon dari sektor transportasi, yang merupakan salah satu kontributor utama emisi GRK di Indonesia

2.      Praktik Pertanian Berkelanjutan: BPDPKS mendorong penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Dengan meningkatkan standar keberlanjutan, BPDPKS berupaya mengurangi dampak negatif dari industri kelapa sawit, seperti deforestasi dan penurunan kualitas lahan, yang berkontribusi pada emisi karbon,

3.      Riset dan Teknologi: BPDPKS berinvestasi dalam riset dan pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi kelapa sawit tanpa perluasan lahan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon dari sektor kelapa sawit.

Melalui strategi-strategi ini, BPDPKS berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian net zero emission di Indonesia, memastikan bahwa sektor kelapa sawit dapat berfungsi sebagai pendorong ekonomi sekaligus pelindung lingkungan. Inisiatif ini sangat penting untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan memenuhi komitmen internasional dalam mitigasi perubahan iklim.

 

 

Penerimaan Negara

Penerimaan negara dari sektor kelapa sawit memainkan peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini tidak hanya menjadi sumber devisa melalui ekspor, tetapi juga mendukung berbagai program pemerintah, termasuk pembangunan infrastruktur dan sosial. Berikut ini adalah beberapa aspek utama terkait penerimaan negara dari industri kelapa sawit:

  1. Kontribusi Ekonomi Melalui Ekspor Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Berdasarkan data dari BPDPKS dan Kementerian Pertanian, kontribusi sektor kelapa sawit terhadap total ekspor non-migas mencapai angka yang signifikan, menjadikannya sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.
  2. Pungutan Ekspor dan Dana Perkebunan Untuk mengoptimalkan penerimaan dari sektor kelapa sawit, pemerintah menerapkan pungutan ekspor pada produk minyak sawit. Pungutan ini kemudian dikelola oleh BPDPKS untuk mendanai berbagai program yang mendukung keberlanjutan dan produktivitas petani, termasuk subsidi biodiesel dan program pemberdayaan petani kecil​.
  3. Keberlanjutan dan Daya Saing Pasar Dalam era di mana keberlanjutan menjadi perhatian global, penerimaan negara juga dapat dipengaruhi oleh bagaimana Indonesia mengelola industri kelapa sawit. Praktik-praktik berkelanjutan yang didorong oleh BPDPKS, seperti sertifikasi ISPO, diharapkan dapat menjaga akses pasar internasional dan meningkatkan nilai jual produk kelapa sawit Indonesia

Secara keseluruhan, penerimaan negara dari sektor kelapa sawit tidak hanya memberikan kontribusi langsung melalui ekspor dan pungutan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan daya saing produk. Hal ini menjadikan industri kelapa sawit sebagai komponen kunci dalam strategi pembangunan ekonomi Indonesia.

 

Industry Kelapa Sawit

Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling vital di Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara dan mata pencaharian bagi jutaan petani. Dalam konteks ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berperan strategis dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan industri melalui beberapa inisiatif utama. Menurut (Masykur, 2013), pengembangan industri kelapa sawit sebagai pilihan untuk pemanfaatan sumber energi baru pengganti minyak bumi yang cadangannya semakin menipis. Energi bio-diesel sebagai pengganti minyak solar. Dengan bahan utama minyak mentah kelapa sawit.

1.                  Pengelolaan Dana dan Pungutan Ekspor: BPDPKS mengelola dana yang diperoleh dari pungutan ekspor produk kelapa sawit. Dana ini digunakan untuk mendanai program-program yang mendukung keberlanjutan, seperti subsidi biodiesel dan peningkatan produktivitas petani. Melalui pengelolaan yang efisien, BPDPKS memastikan bahwa hasil dari industri kelapa sawit dapat digunakan untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan​.

2.                  Program Keberlanjutan: BPDPKS berkomitmen untuk mendorong praktik pertanian yang berkelanjutan melalui sertifikasi seperti Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Ini membantu meningkatkan citra industri kelapa sawit di pasar global, sekaligus mengurangi dampak lingkungan dari praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti deforestasi​.

3.                  Inovasi dan Riset: BPDPKS juga berfokus pada penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk kelapa sawit. Investasi dalam inovasi ini diharapkan dapat menghasilkan metode produksi yang lebih ramah lingkungan, meningkatkan hasil kebun, dan menjaga daya saing produk Indonesia di pasar internasiona.

Dengan demikian, strategi BPDPKS tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi melalui industri kelapa sawit, tetapi juga memastikan bahwa sektor ini berjalan dengan cara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, selaras dengan komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

 

Pengaruh Strategi BPDPKS terhadap Net Zero Emission, Penerimaan Negara dan Industri Kelapa Sawit

 

Strategi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memiliki dampak signifikan terhadap tiga aspek penting: net zero emission, penerimaan negara, dan perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Berikut adalah pengaruh dari masing-masing aspek tersebut:

 

1. Pengaruh terhadap Net Zero Emission

 

Strategi BPDPKS berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca melalui beberapa inisiatif. Salah satu langkah utama adalah mendukung pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit. Program mandatori biodiesel, seperti B30 dan B35, bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang secara langsung mengurangi emisi karbon dari sektor transportasi. Selain itu, BPDPKS juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dengan menerapkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), yang berkontribusi pada pengelolaan lahan yang lebih baik dan pengurangan deforestasi. Dengan strategi ini, BPDPKS membantu Indonesia untuk memenuhi komitmennya terhadap target net zero emission.

 

2. Pengaruh terhadap Penerimaan Negara

 

Industri kelapa sawit merupakan sumber penting bagi penerimaan negara Indonesia. BPDPKS mengelola dana yang berasal dari pungutan ekspor produk kelapa sawit, yang digunakan untuk berbagai program yang mendukung sektor ini. Melalui pengelolaan yang efisien, dana tersebut dapat mendanai subsidi biodiesel dan program peningkatan produktivitas yang pada gilirannya meningkatkan volume ekspor dan penerimaan negara. Penerimaan dari sektor ini tidak hanya mendukung anggaran negara tetapi juga berkontribusi pada program-program sosial dan pembangunan infrastruktur.

 

3. Pengaruh terhadap Industri Kelapa Sawit

 

Strategi BPDPKS berfokus pada peningkatan keberlanjutan dan daya saing industri kelapa sawit. Dengan mendanai riset dan inovasi teknologi, BPDPKS berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi, yang sangat penting untuk mempertahankan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global. Selain itu, program pemberdayaan petani kecil yang dikelola oleh BPDPKS memastikan bahwa petani mendapatkan akses ke pelatihan dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan hasil kebun mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan produksi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, strategi BPDPKS memiliki pengaruh yang luas dan saling terkait terhadap net zero emission, penerimaan negara, dan industri kelapa sawit. Dengan berfokus pada keberlanjutan dan inovasi, BPDPKS tidak hanya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Keseimbangan antara pertumbuhan industri dan perlindungan lingkungan menjadi semakin penting di era yang semakin memperhatikan isu-isu keberlanjutan.

Selain itu, pengelolaan dana dari pungutan ekspor kelapa sawit yang dilakukan oleh BPDPKS memungkinkan pendanaan berbagai program yang tidak hanya meningkatkan produktivitas dan daya saing industri kelapa sawit, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap penerimaan negara. Pendanaan untuk program keberlanjutan dan pemberdayaan petani kecil berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjaga keberlanjutan industri, yang penting dalam menjaga posisi Indonesia di pasar global.

Dengan demikian, BPDPKS tidak hanya berperan sebagai pengelola dana, tetapi juga sebagai motor penggerak dalam mengintegrasikan keberlanjutan lingkungan dengan pertumbuhan ekonomi, memastikan bahwa industri kelapa sawit dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi negara dan masyarakat.

 

                                                                                                              

 

 

Masykur. (2013). Pengembangan Industri Kelapa Sawit Sebagai Penghasil Energi Bahan Alternatif dan Mengurangi Pemanasan Global. Jurnal Reformasi, 3, 96–107.

Reza, D., Ramadhani, D., Mahfudzoh, N., Ramadhani, D. K., & Fitri, V. (2023). Analisis Penerimaan dan Pengeluaran Negara Indonesia Tahun 2019-2021. Journal Of Ekonomic Education, 2(1), 1–15.

Zahira, N. P., & Fadillah, D. P. (2022). Pemerintah Indonesia Menuju Target Net Zero Emission (NZE) Tahun 1060 dengan Variable Renewable Energy (VRE) di Indonesia. JIS: Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 2548–4893.

 

Posting Komentar

0 Komentar