Screw Press (Mesin Pengempa)
Bahan yang keluar dari digester dilanjutkan proses pengolahannya pada
alat kempa (screw press). Ekstraksi minyak sawit dapat dilakukan dengan
mekanis yang disebut dengan pengempaan (pressing) dan cara menggunakan
pelarut disebut solvent extraction. Penerapan solvent extraction
menghasilkan rendement minyak yang tinggi, namun minyak mengandung zat
warna seperti chlorophyl, xanthophyl dan zat warna lainnya, yang sulit
dihilangkan dalam proses pemucatan (bleaching), maka minyak tersebut
kurang sesuai dengan keinginan industri pengolah minyak. Juga dalam
proses pengolahan terjadi kehilangan bahan pelarut yang tinggi dan kalau
diterapkan masih dianggap kurang ekonomis. Oleh sebab itu yang
dikembangkan adalah ekstraksi minyak secara mekanis yang disebut dengan
pengempaan (pressing).
A. Tipe Mesin Press
Terdapat 2 tipe mesin press yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit, antara lain :
Dalam batch pers materi/bahan ditekan dengan menggunakan logam plunger. Plunger yang baik dipindahkan secara manual atau dengan motor. Alat penekan yang digunakan adalah pers spindle atau tekan hidrolik untuk memindahkan plunger. Tekanan yang lebih tinggi dapat dicapai dengan menggunakan sistem hidrolik. Pengepres hidrolik lebih cepat daripada jenis sekrup spindle dan menekan bertenaga lebih cepat daripada jenis manual.
2. Screw press
Alat pengepress jenis ini memanfaatkan putaran dari double scew press dan scew press cage untuk mengekstraksi minyak keluar dari gumpalan fibre yang telah dilumatkan di digester. Pengekstrasian minyak ini juga dibantu dengan adanya tekanan kedepan dari adjusting cone dengan memanfaatkan tenaga hidrolik.
Screw Press |
Hydraulic Press
Alat press hidrolik untuk kelapa sawit diproduksi oleh Stork dengan
kapasitas 500 kg/jam dan dengan tekanan 70 kg/cm2. Alat kempa ini
terdiri dari tabung silinder dengan diameter 54 cm dan tinggi 134 cm.
Alat hydraulic dengan diameter ram (bongkol) 25 cm, yang berarti sumbu
tekanan harus mencapai :
Hidraulic Press |
Tekanan yang diperlukan pada sumbu tenaga sangat besar, oleh sebab itu
kompressor yang digunakan merupakan faktor pembatas dalam pengoperasian
alat kempa. Disamping kapasitas sangat rendah dan memerlukan perawatan
hydraulic yang lebih intensfif menyebabkan pemakaian alat ini tidak
berkembang, yang kemudian digantikan dengan alat kempa yang praktis dan
kapasitas yang tinggi seperti screw press.
Adjusting Cone |
Screw Press
Ada peryataan yang mengatakan bahwa semakin tinggi rasio antara pericarp
dengan biji, maka efisiensi hantaran gaya dalam pemerasan buah kurang
sempurna, oleh sebab itu ekstraksi minyak dengan hydraulic press tidak
dapat diterapkan pada pabrik yang mengolah buah Tenera, karena rasio
antara pericarp dengan biji terlalu tinggi. Cara tersebut dianggap
kurang ekonomis pada pabrik yang berkapasitas besar 30 ton TBS/jam,
sehingga dalam perkembangan kelapa sawit yang menanam jenis Tenera perlu
melakukan pembaharuan dalam ekstraksi minyak, yaitu dengan Screw
Press. Dan kenyataannya saat ini alat kempa yang dijumpai di pabrik pada
umumnya terdiri dari screw press.
Screw Press Cage |
Faktor yang mempengaruhi efisiensi ekstraksi
1. Tipe Screw Press
Terdapat 3 (tiga) tipe screw press yang umum digunakan dalam PKS,
yaitu Speichim, Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap efisiensi pengempaan. Alat
kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga kontinuitas dan jumlah
bahan yang masuk konstan dibanding dengan adonan yang masuk berdasarkan
gravitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press
mempengaruhi volume worm yang pararel dengan penekanan ampas, jika
kosong maka tekanan akan kurang dan oil losses dalam ampas akan tinggi.
Kondisi ini nampak di beberapa pabrik pembuat screw press menggunakan
feed screw, karena disamping pengisian yang efektif juga melakukan
pengempaan pendahuluan dengan tekanan rendah, sehingga minyak keluar.
Tipe Double Screw |
Hal ini akan membantu daya kerja dari screw pres, karena kandungan
minyak telah berkurang, yang sering mengganggu dalam pengepresan, yaitu
membuat kenaikan bahan padatan bukan minyak didalam cairan. Penggunaan
feed screw akan menimbulkan tambahan investasi dan biaya perawatan yang
lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan
perhatian yang lebih intensif. Tipe Stork memproduksi alat press yang
terdiri dari alat yang menggunakan feed screw dan tanpa feed screw.
Sedangkan Usine de Wecker tidak dilengkapi dengan feed screw. Screw
press terdiri dari single shaft dan double shaft yang memiliki kemampuan
press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya
mempunyai kapasitas lebih tinggi dari single shaft
2. Tekanan kerja screw press .
a. Tekanan lawan
Penggerak as screw press dilakukan dengan elektromotor yang
dipindahkan dengan belt, gigi dan hydraulic. Power yang diperlukan
menggerakkan alat screw adalah 19 – 21 KwH dengan putaran shaft 12 – 14
rpm. Efektifitas tekanan ini tergantung pada tahanan lawan pada
adjusting cone. Tekanan pada hydraulic cone yang sesuai untuk single
stage pressing diberikan tekanan pada tahap awal 40 –50 bar dan pada
double pressing menggunakan tekanan pertama 30 – 35 bar pada pengempaan
kedua dengan tekanan 40 – 50 bar. Untuk menurunkan kadar minyak dalam
ampas tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur cone, hal ini akan
menyebabkan efek samping yaitu presentase biji pecah yang tinggi dan
dapat mempercepat kerusakan screw press, bahkan dapat menyebabkan
kebakaran elektromotor screw press. Tekanan kerja cone yang rendah akan
menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah
biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press
hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya.
Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada screw press
dilakukan dengan cara mengganti gear drive dengan hydraulic transmission
sehingga kendala yang terdapat pada screw press yang disebabkan ketidak
samaan bahan baku dapat diatur secara automatic. Alat ini sudah banyak
dikembangkan pada screw press. Keuntungan dari alat ini adalah dapat
mengatur sendiri tekanan tertinggi dan tekanan terendah dalam screw
press serta dapat diatur arah putaran screw, sehingga cake yang berbeda
dalam cylinder press dapat dikeluarkan.
Untuk menstabilkan tekanan press, maka dilakukan suatu sistem
interlocking antara power penggerak screw dengan hydraulic cone. Dengan
cara ini satu dengan lainnya saling mengurangi lonjakan tekanan baik
karena keadaan adonan maupun akibat perubahan tegangan arus listrik.
3. Air pengencer (dilution water)
Jumlah air pengencer (dilution water) yang digunakan sangat
bervariasi antara satu pabrik kelapa sawit (PKS) dengan PKS lainnya.
Jumlah air pengencer yang digunakan sebanding dengan crude oil yang
keluar dari screw press. Jumlah air pengencer yang digunakan akan
berpengaruh terhadap waktu retensi (retention time) dalam Clarifier
Settling Tank (CST) yang sangat penting artinya dalam efisiensi
pemisahan minyak dan kualitas minyak. Menurut Naibaho (1996) bahwa
jumlah air pengencer yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah
minyak yang terdapat dalam cairan (crude oil), yaitu harus sesuai dengan
norma yang ditetapkan oleh setiap PKS.
Air pengencer yang diberikan pada alat screw press tergantung pada
jenis alat. Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake
dalam press-an dari atas bagian tengah atau di chute screw press. Jumlah
air pengencer yang diberikan tergantung pada suhu air pengencer, maka
jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Pemberian air pengencer yang
terlalu banyak dapat berakibat terhadap :
a. Kandungan air cake
Kandungan air cake yang tinggi dapat menyebabkan proses :
• Pemecahan cake yang lebih sulit dalam cake breaker conveyor (CBC). Hal ini sering menyebabkan beban
CBC yang terlalu berat.
• Semakin tinggi kandungan air ampas, maka kalor bakarnya akan semakin menurun yang dapat
memperkecil kapasitas dan efisiensi boiler
• Pemeraman biji yang berkadar air yang tinggi dalam silo biji akan lebih lama dan dapat menyebabkan
penurunan efisiensi ekstraksi biji yang lebih rendah.
b. Penurunan kapasitas screw press akibat bertambahnya kandungan air dan kecepatan gerak
cake dalam worm.
Jumlah air pengencer yang diberikan menurut hasil percobaan pada
beberapa alat screw press, yaitu 50 – 75% terhadap kandungan minyak
dalam adonan tersebut misalnya jika rendemen minyak 22% dengan kapasitas
screw press 10 ton TBS/jam, maka air yang disemprotkan sebagai air
pengencer sebanyak 1,1 – 1,65 m3. Bila suhu air yang terdapat pada hot
water tank tidak tercapai, maka dilakukan pemberian steam langsung
kedalam screw press. Cara ini tidak diperbolehkan, karena akan terjadi
kerusakan mutu minyak, yaitu derajat bleachability yang jelek yang dapat
diketahui dari nilai DOBI yang menurun. Oleh sebab itu disarankan agar
pemakaian steam langsung dihindarkan, sedangkan kekurangan panas dapat
diatasi dengan melakukan pengawasan terhadap pemanasan air dalam hot
water tank.
Dalam pericarp buah yang direbus terdapat komposisi minyak 54%, air
28% dan NOS 18% dan jika diperas dengan screw press, maka komposisi ini
akan berubah menjadi cairan dengan kandungan minyak 66%, air 24% dan NOS
10%, sehingga berdasarkan ini dapat dihitung bahwa cairan yang keluar
adalah 320 liter/ton TBS yang didalamnya terdapat minyak 210 liter,
dengan demikian perlu ditambahkan air untuk mempermudah proses
pemurnian.
d. Spesifikasi :
Terdiri dari :
- Elektrik Motor
- Elektrik Motor Starters
- Spur Gear box
- Spherical Roller Bearings
- Screw Press Cage dan Twin Screw
- Screw Press Cage
- V-Belt Drive
- Speed Reducer.
PERHITUNGAN
1. Throughput
Contoh perhitungan actual throughput press cake yang keluar dari mesin press di PKS Sei Pelakar
2. Retention Time Digester
Retention time (waktu pelumatan) pada Digester pada saat operasional dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
3. Kapasitas Press
Testing kapasitas press berfungsi untuk mengetahui efisiensi
pengepressan, guna pencapaian throughput mill per jam. Untuk mengetahui
kapasitas mesin press secara aktual, dapat dihitung dengan persamaan
dibawah ini :
sumber : Palm Oil Industrial Engineering
0 Komentar